Minggu, 07 Oktober 2012

Menuntut Ilmu

Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Mempelajari ilmu agama tidak cukup hanya dengan membaca buku, namun dengan belajar langsung kepada ulama-ulama, terutama ulama yang memiliki sanad yang tidak terputus sampai kepada Rasulullah SAW. Bisa saja dengan hanya membaca buku semangat untuk mengamalkan hanya sesaat, dibanding langsung belajar kepada ulama. Ada beberapa keberkahan yang kita dapatkan ketika menuntut ilmu langsung kepada ulama diantaranya Keberkahan karena kita mendatanginya, keberkahan karena memegang kitab, keberkahan karena langsung memandang ulamanya, bahkan terkhusus memandang ulama ini bahwa ulama-ulama kita mengatakan ada dosa yang tidak bisa dihapuskan kecuali dengan memandang para ulama, ada juga dosa yang tidak dapat dihapuskan kecuali dengan sulitnya mencari nafkah.
Saya kurang setuju dengan kondisi sekarang ini yang semakin maju,  yang bukan lagi murid mendatangi gurunya namun guru yang mendatangi muridnya, lantas dimanakah keberkahan dalam menuntut ilmu itu lagi? Karena jauhnya atau sulitnya perjalanan kita mencari ilmulah membuat kita semakin bersungguh-sungguh untuk memahaminya. Maka tidak salah jika semangat kesungguhan itu tidak ada jika guru yang mendatangi muridnya, karena sebenarnya yang membutuhkan ilmu sang muridkah atau sang guru ?. hal ini seharusnya menjadi perhatian penting bagi orangtua2 kita saat ini dalam memberikan ilmu kepada anaknya.
Keadilan itu sangat penting dalam kehidupan kita, adakah kita adil terhadap diri kita sendiri. Misal dalam porsi menuntut ilmu agama dan dunia. Sudahkah kita menyeimbangkannya atau hanya sekedar meluangkan waktu sejenak untuk ilmu agama. Pertanyaannya sudah berapa kalikah kita luangkan waktu untuk hanya belajar ilmu agama dalam seminggu atau sebulan ? bagi anda siswa, mahasiswa maupun yang sudah bekerja. Silahkan jawab pada diri masing-masing.

Doa itu Gampang..



Kalau minta ke orang dengan jumlah banyak2 bisa timbul rasa segan, tapi gak perlu segan kalau minta kepadaNYA, karena Dia Yang Maha Kaya, minta banyak pun tidak akan mengurangi kekayaanNYA, apalagi minta sedikit. Sedikit atau banyak bagiNYA sama saja, jadii minta sekalian yang banyak. Tuhan pasti mengabulkan Cuma terkadang Tuhan menunda, terkadang diberi ketika kita emang uda pantas untuk  mendapatkannya. Misal begini, anak kelas 5 SD minta dibelikan mobil Fortuner, sedang sang ayah juga orang kaya raya, namun apakah dengan serta merta diberikan? Tentu tidak. Banyak pertimbangan sang ayah untuk menunda permintaan sang anaknya, mulai dari sang anak masih terlalu kecil, kakinya belum cukup panjang untuk menginjak pedal gas, tubuhnya belum cukup tinggi untuk melihat arah depan mobil, belum punya sim, dll. Makanya sang ayah belum membelikan, bukan tidak membelikan, karena sang anaklah belum pantas. Begitu juga, kenapa Tuhan belum mengabulkan, karena menunggu kepantasan kita untuk menerimanya. Jadi semakin cepat memantaskan diri maka semakin cepat bagi Dia untuk mengabulkan permintaan kita. Misal saja ya, mahasiswa pengen punya laptop, maka terlepas dari mana laptop akan didapat, yang penting pantaskan diri dulu, minimal tau tentang laptop, cara ON/OFFnya, perangkat lunak dan perangkat kerasnya, dll pendukungnya. Terus juga yang lebih penting dekat denganNYA, panjatkan doa yang intinya pengen sekali laptop, trus tunggu aja deh, ada aja jalan yang diberi olehNYA dari arah yang kita gak sangka, mungkin saja ada orang baik yang ngebelikan untuk kita, atau kita yang beli sendiri, dapat hadiah, atau mungkin sampai kita sendiri yang mampu membelinya, bahkan beli dengan harga murah kualitas barang baru, banyak deh jalannya. Yang penting berpositif thinking kepadaNYA, sempurnakan ikhtiar dan doa, terus hasil akhirnya serahkan kepadaNYA.