Alam semesta begitu unik, terlihat ketika pasir dituangkan kelantai, semakin lama pasir ini akan tinggi dan besar, dan ketika pasir mencapai ketinggian tertentu pasir mulai mengatur dirinya untuk mempertahankan kemiringan bukit pasir agar sama, kenapa ini bisa terjadi ? apakah bukit memiliki otak untuk menghitung dan mampu bekerjasama agar kemiringan bukit tidak hancur. Hal inilah yang dikatakan respon semesta dengan keunikannya. Tata surya yang berputar pada porosnya, padahal di dalam bumi tidak ada mesin penggerak, yang kemudian apabila bumi keluar sedikit saja dari porosnya maka planet-palnet akan bertabrakan, right?.. Atau jika jarak bumi bergeser sedikit saja mendekati atau menjauhi matahari, maka bisa-bisa bumi akan terbakar atau menjadi beku, right?..Atau hal yang sama terjadi pada angsa yang hidup di empat musim ketika menghadapi musim dingin. Angsa berada pada kondisi kritis, jika berdiam diri bisa mati, jika mengharuskan terbang ke daerah hangat yang begitu jauh jaraknya juga akan mati. Kondisi seperti ini membuat angsa mengatur dirinya. Mereka terbang membentuk huruf “V”. pada formasi ini angsa yang paling lelah adalah angsa terdepan, sehingga ketika angsa ini lelah angsa lain mengatur diri menggantikannya satu persatu, ada pengaturan diri pada kondisi kritis. Ini lah hal unik semesta.
Namun ada juga yang langsung kita alami, misal ketika kita dikejar anjing, kita berlari begitu cepat (diluar kebiasaan) dan bahkan mampu melewati pagar yang cukup tinggi. Juga ketika kita merasa begitu lelah mendaki gunung, seakan tenaga habis tak tersisa, namun tiba-tiba muncul seekor harimau, pada seketika itu juga kita akan bangkit dan berlari meski gunung yang dilewati. Atau hal unik lain dan kemudian semesta meresponnya ialah pada saat konser musik, ketika penonton merasa puas, mereka terdorong memberikan penghargaan dengan applaus yang meriah, dan applaus ini tanpa komando apalagi paksaan, namun dengan sendirinya dan menghasilkan applaus yang berirama dan serentak. Waw!!
Ada cerita unik, seorang pemuda yang kelaparan, yang ada hanyalah nasi basi, sebelum pemuda ini mencicipi makanan itu, makanan itu terlebih dahulu diberikan ke seekor kucing, terlihat 1 jam kemudian kucing ini baik-baik saja. Tak ragu setelahnya pemuda ini melahap semua makanan tersebut. Tragisnya, esok harinya terdengar kabar bahwa kucing tersebut mati. Tak lama pemuda ini juga merasa mual dan diare, serta pada akhirnya harus dirawat inap di rumah sakit. Usut kena usut, rupanya kucing tersebut mati karena ditabrak mobil.
Lagi-lagi semesta merespon dengan segala keunikannya. Kita cenderung mengambil persepsi dari hasil kejadian bukan realitanya. Dalam buku “The Secret” dikatakan bahwa pikiran bersifat magnetis dan memiliki pancaran frekuensi. Arti magnetis, dapat menarik sesuai dengan apa yang dipikir maupun yang kita rasakan dan akan menangkap gelombang frekuensi yang sama yang ada di sekitarnya, lagi-lagi sesuai dengan apa kita pikir dan rasakan.
Dapat diambil kesimpulan bahwa segala sesuatu (bahkan yang berwujud mustahil pun dapat terjadi) ketika suatu sistem berada pada kondisi kritis. Ya saya ulangi semuanya dapat terjadi pada kondisi kritis. Inilah keanehan yang terjadi, namun nyata. Semesta seakan hidup dan sangat unik. Pernah diantara kita mungkin selama di bangku sekolah atau kuliah menggunakan metode SKS (Sistem Kebut Semalam) untuk menghadapi ujian besok, atau mungkin mengerjakan PR atau tugas kantor, namun kesemuanya itu dapat selesai. Waw,, Luar biasa!! Namun saya menyarankan agar anda tetap mendahulukan semua tugas anda, karena lebih cepat itukan lebih baik, lanjutkan!!
So, timbul pertanyaan yang menantang, “Bagaimana menciptakan kondisi kritis di kala kita nyaman (comfort zone)”?, sehingga segala sesuatunya dapat terjadi dengan cepat dengan respon semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar