Rezeki datang lewat manusia. Kalau Anda
mengurung diri di kamar, rezeki tidak akan sekonyong-konyong muncul dari balik
pintu. Dalam dunia pemasaran, salah satu prediktor kesuksesan staff penjual
adalah keluasan relasi. Bahkan dalam industri asuransi, tes klasik yang
diberikan untuk para calon agen adalah membuat “Daftar 100 Nama” orang-orang
yang mengenal dan dikenal calon agen.
Pada pertengahan tahun 1970-an,
Sosiolog Harvard bernama Mark Granovetter mempublikasikan risetnya yang
kemudian menjadi karya monumental mengenai cara orang mendapatkan pekerjaan.
Apa yang ditemukannya masih valid hingga sekarang, yaitu bahwa mayoritas orang
mendapat pekerjaan melalui koneksi pribadi. Namun, satu temuan yang mengejutkan
Granovetter adalah bahwa koneksi tersebut umumnya bukan teman atau saudara
dekat. Si penerima kerja hanya sesekali dalam setahun bertemu dengannya.
Teman atau saudara jauh tersebut
efektif dalam memberi informasi pekerjaan—menurut Granovetter—karena dia tahu
banyak orang yang tidak Anda kenal, berbeda dengan kebanyakan relasi teman dan
keluarga dekat Anda yang umumnya juga Anda kenal. Bersilaturahmilah dengan
orang yang lama tidak Anda jumpai, seperti kawan sekolah dulu, saudara jauh,
atau mantan rekan kerja, maka Anda berpeluang mendapat informasi berharga untuk
bisnis atau pekerjaan Anda.
Pertukaran pikiran yang dilakukan
melalui silaturahmi juga seringkali menghasilkan kesimpulan-kesimpulan brilian
yang tidak kita peroleh dengan berpikir sendiri. Don Tapscott dan Anthony
William dalam Wikinomics dengan gamblang menjelaskan kekuatan dahsyat
kolaborasi, melalui “silaturahmi maya” yang memunculkan raksasa-raksasa baru
seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan lainnya. Konsep dasar wikinomics adalah
bahwa kolaborasi terbuka menghasilkan output yang lebih hebat dibandingkan bila
membatasi diri dalam kelompok tertutup
Sumber: MajalahKesehatan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar