Lebaran identik dengan silaturahmi.
Kita menyempatkan diri untuk mengunjungi tetangga, keluarga, kerabat dan
handai-taulan untuk saling bermaaf-maafan dan berbagi kebahagiaan. Banyak dari
mereka yang kita temui di hari lebaran adalah orang yang mungkin hanya bertemu
setahun sekali dengan kita.
Silaturahmi memang paling banyak
dilakukan di masa lebaran, namun sebenarnya kita dianjurkan untuk rajin
bersilaturahmi sepanjang tahun (tidak hanya terbatas di masa lebaran) dan
dilarang untuk memutuskan silaturahmi. Ada hadits (perkataan Nabi Muhammad SAW)
yang menganjurkan kita agar rajin bersilaturahmi, karena silaturahmi
memperpanjang umur dan memperbanyak rezeki. Sedemikian pentingnya silaturahmi,
sampai-sampai orang yang memutus silaturahmi terancam masuk neraka.
Memperpanjang Umur
Dengan bersilaturahmi, kita akan lebih
bahagia. Hanya dengan mengirimi sms, pesan bbm atau email, orang yang kita sapa
akan merasa bahagia. Terlebih lagi bila kita telepon atau kunjungi.
Bayangkanlah roman muka sahabat Anda yang berbinar lantaran Anda menyempatkan
mampir ke rumahnya. Juga, nada bahagia ibu Anda mendengar suara cucunya lewat
telepon. Kebahagiaan seperti itu mengurangi stres dan memperpanjang umur.
Antara tahun 1965- 1974, dua ahli epidemi penyakit mempelajari gaya hidup dan
kesehatan 4.725 penduduk Alameda County, California. Mereka menemukan bahwa
angka kematian tiga kali lebih tinggi pada orang yang ‘kuper’ dibandingkan
dengan mereka yang aktif secara sosial. Studi yang sama terhadap penduduk
Seattle, dipublikasikan tahun 1997, menemukan bahwa pasangan keluarga yang
secara sosial aktif membutuhkan biaya kesehatan lebih rendah dan lebih jarang
sakit dibandingkan mereka yang penyendiri.
Riset puluhan tahun
yang dilakukan MacArthur Foundation mengenai penuaan di AS menyimpulkan bahwa
dua prediktor utama kesehatan manula adalah frekuensi silaturahmi dengan
sanak-keluarga dan kehadiran dalam pertemuan-pertemuan. Perjumpaan positif
antar manusia dapat menurunkan kadar hormon pemicu stres epinefrin/norepinefrin
dan kortisol dalam darah. Sebaliknya, hormon yang memperkuat rasa saling
percaya dan ikatan emosi, oksitosin dan vasopresin, justru meningkat. Ilmuwan
juga menduga bahwa silaturahmi memicu dua neurotransmitter penting:
dopamin, yang meningkatkan daya konsentrasi dan rasa bahagia, dan serotonin,
yang mengurangi ketakutan dan kecemasan.
Sumber: MajalahKesehatan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar