Selasa, 06 Maret 2012

MISTERI KATA “TIDAK” ATAU “JANGAN”


Begitu seringnya kita mendengar kata-kata ini setiap harinya. Dengarkan saya, dan percaya saya.. Jangan anda bayangkan gajah berwarna hijau! jangan anda coba-coba bayangkan seorang laki-laki yang berotot memakai rok, memakai pakaian berwarna pink, memakai sepatu berwarna pink dan jam tangan pink (mungkin diantara anda sempat tersenyum, padahal jelas-jelas saya sampaikan kepada anda agar jangan di bayangkan). Hal ini jelas, yang terlintas di dalam pikiran anda pertama kali hanyalah apa yang saya sebutkan, seakan-akan anda mengindahkan kata “jangan”.
Mungkin kita sering melihat tulisan “Jangan buang sampah disini” , “jangan (dilarang) merokok”, yang terjadi adalah semakin banyaknya orang buang sampah dan merokok. Ketika suami hendak pergi kerja, sang suami berkata kepada istrinya “tolong jangan dibuka kotak hitam di atas lemari ya”. Ketahuilah, yang pertama dilakukan sang istri ketika suami telah pergi adalah melihat kotak hitam tersebut, lagi-lagi kata “jangan”. Seorang ibu berkata kepada anaknya “jangan lari-lari kencang-kencang nak”, “jangan makan dengan tangan kiri” , jangan malas belajar” , atau “saya tidak boleh miskin” “, lagi-lagi terdapat kata jangan dan tidak.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa otak hanya mengenal dan bermain dengan simbol-simbol. Contohnya, “jangan malas belajar”. Kata “jangan” tidak bersimbol. Kata “malas” dan “belajar” dapat disimbolkan. Jadi otak hanya menangkap makna “malas belajar”. “Saya tidak boleh miskin”, maka otak hanya menangkap “saya miskin”.  Saya harap anda paham, begitu bahayanya kata jangan atau tidak. Jadi alangkah baiknya ketika kata-kata tersebut diganti (dengan tidak merubah makna sebenarnya), contohnya “Buanglah sampah pada tempatnya”, “lari-larilah dengan pelan”, “makanlah dengan tangan kanan”, “saya harus kaya”, dll. Percaya atau tidaknya anda, dokter begitu besar peranannya dalam berkomunikasi dengan kliennya. Contohnya, dokter berkata “minumlah obat ini, jika tidak penyakit anda bisa kambuh” , ada 2 makna yang tersirat dalam kalimat ini. Yang pertama, jika anda tidak minum obat, anda akan kambuh. Yang kedua, jika anda minum obat, maka hanyalah orang yang sakit yang selalu minum obat, sepakat? Jadi, anda tidak punya pilihan selain menjadi orang yang sakit.
Ya saran saya, sebagus apapun rumah sakit dan dokternya, tetap saja sakit itu tidak enak,hehe.

2 komentar:

  1. Saya tidak tahu apakah ini ada hubungannya dengan misteri kata "jangan" ini tetapi ketika saya membaca tulisan anda saya teringat kepada abang ipar saya,setiap kali anaknya menangis ia selalu berkata "jangan Diam" kami yang mendengarnya selalu menertawakannya, merasa hal tersebut sangat konyol anaknya menangis kok disuruh "jangan diam" tapi anehnya anak itu malah diam. Saya mulai berpikir mungkin kata "jangan" ini mengandung magic yang membuat orang yang mendengarnya melakukan hal yang sebaliknya, hmm..saya penasaran apakah jika saya mengatakan pada orang yang saya cinta "jangan mencintai saya dengan sangat" maka ia akan mencintai saya dengan sangat, hehehe..wanna try it?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah di coba saja :) . sekedar tambahan kita memiliki pikiran sadar hanya 12%, sisanya 88% adl pikiran bawah sadar, artinya sesuatu yang kita lihat, rasakan, dengar, dan lakukan akan direkam kuat di pikiran bawah sadar. ketika kita lebih sering mendengar kata 'jangan' dari lingkungan dampaknya akan membuat kita lebih pesimis dan kurang yakin terhadap kemampuan diri. terkadang dampak kata jangan tidak spontanitas, misal seorang ibu bilang kepada anaknya 'jangan menangis', bisa saja sang anak akan langsung diam karena takut kepada ibunya, namun dampak kata2 ini direkam kuat dipikiran bawah sadar anak itu sehingga nantinya ketika dewasa sang anak lebih sering mengatakan 'tidak mungkin', 'tidak bisa', 'tidak mampu'. semoga bermanfaat. Salam Semangat.

      Hapus